Pembelajaran Daring

 

LK. 1.

MK Pembelajaran Daring

Soal Esai

1. Jelaskan hakikat pembelajaran daring dan bagaimana perbedaannya dengan pembelajaran konvensional. Sertakan contoh konkret untuk mendukung jawaban Anda!

2. Jelaskan perkembangan sejarah pembelajaran daring dari awal kemunculannya hingga saat ini. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut?

3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengikuti Belajar Berani! Berikan solusi yang mungkin untuk mengatasi berbagai tantangan terkait pembelajaran daring!

4. Menurut Anda, bagaimana masa depan pembelajaran daring di era digital ini? Apa saja inovasi yang mungkin muncul dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi proses belajar mengajar?

Menurut saya masa depan pebelajaran daring itu tidak hanya sekedar perubahan dari sistem yang ada sekarang, tapi jadi transformasi dalam cara kita belajar dan diajar, dari pendekatan

5. Seperti apa pembelajaran daring yang Anda inginkan atau impikan? Refleksikanlah pengalaman Anda selama ini mengikuti pembelajaran daring dari jenjang sekolah hingga perguruan tinggi!

 

Nama : Rina Rahmawati

NIM : 2310116220030

Kelas : A-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jawaban

1. Pembelajaran daring, atau online learning, pada hakikatnya adalah proses belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi internet sebagai media utama. Ini berarti materi pelajaran, interaksi antara pengajar dan peserta didik, serta evaluasi pembelajaran dilakukan secara virtual melalui platform digital.

Pembelajaran daring dan konvensional menawarkan pendekatan yang berbeda dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran konvensional berlangsung di ruang kelas fisik dengan interaksi tatap muka langsung antara guru dan siswa. Jadwalnya terstruktur, dan materi disampaikan melalui metode tradisional seperti ceramah, diskusi, dan penggunaan buku teks. Sementara itu, pembelajaran daring memanfaatkan teknologi internet sebagai media utama. Materi disajikan dalam format digital yang fleksibel, memungkinkan siswa belajar kapan saja dan di mana saja. Interaksi terjadi secara virtual melalui forum diskusi, obrolan, atau konferensi video. Peran guru dalam pembelajaran daring lebih sebagai fasilitator dan pembimbing, sementara siswa dituntut lebih mandiri dan bertanggung jawab atas kemajuan belajarnya. Dengan demikian, pembelajaran daring menawarkan fleksibilitas dan aksesibilitas yang lebih besar, tetapi membutuhkan kemandirian dan kemampuan mengatur waktu yang baik dari siswa.

Contoh Konkret

Pembelajaran Daring: Seorang mahasiswa di Jakarta mengikuti kuliah yang diselenggarakan oleh universitas di Amerika Serikat melalui platform Coursera. Mahasiswa tersebut dapat mengakses video kuliah, membaca materi, mengerjakan tugas, dan berinteraksi dengan dosen dan mahasiswa lain dari seluruh dunia secara online.

Pembelajaran Konvensional: Siswa SMA mengikuti pelajaran Fisika di kelas. Guru menjelaskan konsep gaya dan gerak menggunakan papan tulis dan alat peraga. Siswa mencatat penjelasan guru, mengerjakan soal latihan di buku teks, dan berdiskusi dengan teman sebangkunya.

2. Pembelajaran daring telah mengalami evolusi panjang sejak awal kemunculannya. Dimulai pada tahun 1728 dengan pemanfaatan surat-menyurat sebagai media pembelajaran, lalu berkembang menjadi kelas korespondensi pada tahun 1840-an. Universitas London menjadi pelopor dengan membuka kelas jarak jauh pada tahun 1858. Seiring kemajuan teknologi, radio dan televisi mulai dimanfaatkan pada tahun 1969 untuk menyiarkan konten pembelajaran. Kemudian, pembelajaran direkam dalam piringan hitam pada tahun 1906. Era telelearning muncul pada 1970-an dengan pemanfaatan berbagai media untuk menghubungkan siswa dan guru yang terpisah jarak. Di Indonesia, Universitas Terbuka (UT) didirikan pada tahun 1984 dengan memanfaatkan radio dan televisi. Penemuan World Wide Web (www) pada tahun 1989 mengubah lanskap pembelajaran daring secara signifikan, dan istilah e-learning muncul pada tahun 1999. Platform e-learning seperti Moodle dan Google Classroom pun berkembang. Selama pandemi COVID-19, e-learning menjadi solusi utama untuk melanjutkan pendidikan. Di masa depan, pemanfaatan AI, VR, dan AR diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan imersif. Perkembangan ini dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, kebutuhan akan Fleksibilitas dan aksesibilitas, perubahan paradigma pendidikan, krisis global seperti pandemi, serta kebijakan pemerintah dan dukungan infrastruktur.

 

3. Pembelajaran daring sangat memudahkan bagi mahasiswa. Mereka dapat menyesuaikan waktu dan tempat belajar sesuai kebutuhan pribadi, yang sangat bermanfaat bagi mereka yang memiliki komitmen lain seperti pekerjaan paruh waktu atau keluarga. Selain itu, akses ke berbagai sumber belajar digital seperti jurnal, artikel, dan Video Pembelajaran menjadi lebih mudah, memperkaya pengalaman belajar dan membuka wawasan yang lebih luas. Kemampuan mengembangkan keterampilan teknologi juga menjadi keuntungan tersendiri, mempersiapkan mahasiswa menghadapi tuntutan era digital yang semakin berkembang.

Namun, pembelajaran daring juga memiliki tantangan tersendiri. Kurangnya interaksi sosial langsung dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial dan kolaborasi. Masalah teknis dan keterbatasan akses internet, terutama di daerah dengan infrastruktur yang kurang memadai, juga menjadi kendala serius. Selain itu, motivasi dan disiplin diri menjadi kunci keberhasilan dalam pembelajaran daring, karena mahasiswa harus mandiri dalam mengatur waktu dan fokus belajar tanpa pengawasan langsung.

Untuk mengatasi tantangan ini, peningkatan infrastruktur internet yang merata menjadi prioritas utama. Pemerintah dan penyedia layanan perlu berinvestasi dalam memperluas jangkauan internet, terutama di daerah terpencil, serta memberikan subsidi bagi mahasiswa kurang mampu. Perguruan tinggi juga perlu meningkatkan kualitas pembelajaran daring melalui pelatihan dosen, pengembangan materi interaktif, dan pemanfaatan platform pembelajaran yang inovatif. Evaluasi berkala dan umpan balik dari mahasiswa juga penting untuk terus meningkatkan efektivitas pembelajaran berani.

4. Menurut saya pembelajaran daring mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan pastinya di masa akan mendatang akan semakin meningkat di masa depannya, era digital yang terus berkembang akan membuat inovasi baru yang dapat mengubah cara kita belajar dan mengajar.

Inovasi yang mungkin akan muncul menurut saya adalah:

-          kecerdasan buatan (AI) akan semakin canggih dalam menganalisis kebutuhan belajar kita, gaya belajar, dan tingkat pemahaman. Sistem pembelajaran akan dapat menyesuaikan materi, kecepatan, dan metode penyampaian agar sesuai dengan setiap orang. Di mana hal itu akan mempengaruhi, pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien karena siswa dapat fokus pada area yang benar-benar mereka butuhkan. Motivasi belajar juga meningkat karena materi yang relevan dan menarik.

-          Platform pembelajaran daring akan semakin menekankan kolaborasi antar siswa. Fitur-fitur seperti forum diskusi, proyek kelompok virtual, dan ruang kerja kolaboratif akan menjadi lebih berkembang. Pengaruhnya dalam proses belajar mengajar adalah: Siswa belajar untuk bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan memecahkan masalah bersama. Keterampilan sosial dan komunikasi juga meningkat.

-          Materi pembelajaran akan disajikan dalam format yang lebih ringkas dan mudah dicerna (microlearning). Video pendek, infografis, dan animasi akan menjadi media utama untuk menyampaikan informasi. Pengaruhnya: Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja dengan lebih fleksibel. Materi yang menarik dan relevan meningkatkan keterlibatan dan retensi informas

5.  

-          Pembelajaran daring yang saya impikan adalah Sistem Pembelajaran sepenuhnya memahami kekuatan, kelemahan, minat, dan gaya belajar saya. Kurikulum disesuaikan secara otomatis, menawarkan materi yang menantang tetapi tetap dapat diakses. Jika saya kesulitan dengan konsep tertentu, sistem akan segera memberikan penjelasan alternatif, latihan tambahan, atau bahkan menghubungkan saya dengan tutor virtual.

-          Fokus utama adalah pada proyek-proyek yang relevan dengan dunia nyata, yang memungkinkan saya untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang saya pelajari.

-          VR dan AR digunakan untuk menciptakan simulasi dan pengalaman belajar yang mendalam. Misalnya, saya bisa "mengunjungi" situs bersejarah dalam VR, atau membedah model 3D organ manusia dalam AR. Pasti akan lebih menyenangkan sehingga pembelajaranpun tidak akan bosan.

Pengalaman

Pergantian menuju pembelajaran daring pada awalnya menjadi tantangan yang cukup sulit bagi saya. Keterbatasan dalam penguasaan platform digital dan pemanfaatan fitur-fitur yang tersedia menimbulkan perasaan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Saya merasa kewalahan dengan banyaknya alat dan fungsi yang belum saya pahami sepenuhnya. Berbagai kendala eksternal turut memperberat proses adaptasi saya, seperti ganguan jaringan internet, lingkungan keluarga yang seringkali sulit dihindari, serta suasana belajar di rumah yang terkadang kurang kondusif. Tidak hanya itu, tantangan internal berupa pengendalian diri terhadap godaan rasa malas juga menjadi penghalang yang cukup besar bagi saya dalam menjaga fokus dan motivasi belajar. Godaan untuk menunda tugas atau teralihkan perhatian sangat kuat.

Namun, seiring berjalannya waktu, Ketika saya belajar lebih mendalam terhadap fitur-fitur platform pembelajaran berani membuka pemikiran baru bagi saya. Saya mulai menyadari kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh teknologi ini. Meskipun demikian, permasalahan dalam pembelajaran daring kini bergeser pada aspek internal saya, yaitu bagaimana menaklukkan rasa malas, memelihara motivasi intrinsik, dan membangun disiplin diri yang kuat. Dengan kata lain, kunci keberhasilan saya dalam pembelajaran daring terletak pada kemampuan saya untuk mengatasi hambatan psikologis dan mengembangkan strategi belajar yang efektif, yang sesuai dengan gaya belajar dan kondisi pribadi saya.

Daftar Pustaka

Sekutu, M. (2004). Dasar-dasar teori pendidikan untuk pembelajaran daring. Dalam T. Anderson & F. Elloumi (Eds.), Teori dan praktik Pembelajaran online (hlm. 3-31). Universitas Athabasca.

Dhawan, S. (2020). Pembelajaran Online: Obat mujarab di Masa Krisis COVID-19. Jurnal Sistem Teknologi Pendidikan, 49(1), 5–22.

Mulyanti, B., & Wihardi, Y. (2020). Pembelajaran Daring: Konsep, Aplikasi, dan Tantangan. Jurnal Pendidikan21(1), 1-10.

 

Arifin, Z. (2021). Evaluasi Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi. Jurnal Inovasi Pendidikan3(2), 112-125.

 

Sofyandi, H., & Rusdi, M. (2022). Efektivitas Pembelajaran Daring dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Vokasi6(1), 45-55.

 

Buku: "Pembelajaran Daring di Era Digital" oleh Dr. H. Abdul Rahman, M.Pd


LK. 2

MK Pembelajaran Daring

Soal Esai

1. Carilah 1 artikel jurnal nasional yang terkait dengan pembelajaran daring? Jelaskan isi jurnal tersebut dan berikan pandanganmu terhadap isinya!

2. Tentukan 1 materi baik di SMP atau SMA yang menurut Anda cocok untuk diajarkan secara daring, silakan cari di buku elektronik bahasa Indonesia sekolah terutama yang menggunakan kurikulum Merdeka. Jelaskan pembelajaran daring macam apa yang menurut Anda terbaik untuk digunakan dalam proses tersebut!

3. Pilihlah 1 aplikasi pembelajaran daring, kemudian pelajari dengan baik. Sebutkan kelebihan dan kekurangan aplikasi tersebut dan jelaskan untuk materi seperti apa aplikasi tersebut dapat digunakan secara maksimal!

4. Sekarang coba lakukan refleksi dan jelaskan dengan jujur apakah Anda merasa siap dan mampu melaksanakan pembelajaran daring? Jika belum jelaskan pada aspek apa yang harus ditingkatkan agar Anda menjadi guru digital yang kompeten

 

Nama : Rina Rahmawati

NIM : 2310116220030

Kelas : A-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

 

Jawaban

1. https://doi.org/10.47492/jih.v9i2.289

Artikel jurnal ini membahas tentang inovasi pembelajaran daring dalam konteks kebijakan "Merdeka Belajar" di tengah pandemi COVID-19. Pandemi memaksa perguruan tinggi untuk melakukan transformasi teknologi pembelajaran secara cepat, meskipun tidak semua dosen memiliki pelatihan e-learning yang memadai. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi inovasi pembelajaran yang dapat memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap efektif di rumah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data yang diperoleh melalui studi pustaka dan observasi terhadap perilaku mahasiswa dan dosen selama proses Belajar berani. Hasilnya menyoroti pentingnya pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, kreatif, kritis, dan mandiri, serta mendorong model pembelajaran kolaboratif dan eksperimental seperti project-based learning. Manajemen project-based learning di masa pandemi mencakup penetapan waktu, persiapan teknologi, kesungguhan belajar, dan komunikasi yang baik. Kebijakan "Merdeka Belajar" memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk belajar tidak hanya di kelas, tetapi juga melalui proyek mandiri, penelitian, atau program kemanusiaan. Artikel juga mengakui kendala dalam penerapan pembelajaran daring dan menekankan peran penting dosen dalam mentransfer adab dan tata nilai, yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Pendidik perlu beradaptasi dengan era digital dan memanfaatkan platform digital untuk mempermudah pembelajaran.

Menurut pandangan saya, artikel ini sangat relevan dan memberikan kontribusi penting bagi dunia pendidikan di era digital ini. Artikel ini berhasil mengidentifikasi tantangan dan peluang yang muncul akibat pandemi, serta menawarkan solusi inovatif untuk memastikan kualitas pembelajaran tetap terjaga. Konsep "Merdeka Belajar" yang diangkat juga sangat menarik, karena memberikan otonomi kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri sesuai minat dan bakatnya. Selain itu, artikel ini mengingatkan kita bahwa meskipun teknologi memegang peranan penting, peran guru dan dosen dalam membentuk karakter dan mentransfer nilai-nilai tetap tidak tergantikan. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan yang berharga bagi para pendidik dan pembuat kebijakan dalam merancang sistem pembelajaran yang efektif dan relevan di era digital ini.

 

2. Kelas X Bahasa Indonesia BG press.pdf

Materi tentang menyajikan pendapat dalam bentuk kritik dan esai memerlukan kemampuan siswa untuk memahami pengertian dan karakteristik dari kedua bentuk tulisan tersebut. Selain itu, siswa juga harus mampu menganalisis struktur dan unsur kebahasaan yang digunakan dalam kritik dan esai. Kemampuan menulis kritik dan esai dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan yang tepat juga sangat penting. Terakhir, siswa harus dapat menyunting dan merevisi tulisan kritik dan esai mereka untuk memastikan bahwa kualitas dan kesempurnaan tulisan tercapai.

Pembelajaran daring yang efektif untuk materi kritik dan esai melibatkan kombinasi antara pembelajaran sinkronus dan asinkronus dengan penekanan pada diskusi online dan penugasan kolaboratif. Dalam sesi sinkronus, guru memberikan pengantar dan penjelasan konsep tentang kritik dan esai melalui platform video konferensi seperti Zoom atau Google Meet. Selanjutnya, guru menganalisis contoh-contoh kritik dan esai yang baik, memperhatikan struktur, gaya bahasa, dan argumentasi yang efektif, sambil memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dengan komentar atau pertanyaan. Siswa juga dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil di breakout rooms untuk mendiskusikan topik-topik seperti contoh isu yang layak dikritik, cara menyusun argumen kuat, dan etika dalam menyampaikan kritik. Dengan strategi ini, pembelajaran daring menjadi lebih interaktif dan efektif dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kritik dan esai.

 

3.       https://apps.microsoft.com/detail/9WZDNCRCV5XN?hl=neutral&gl=ID&ocid=pdpshare

Aplikasi pembelajaran daring yang saya pilih adalah Duolingo. Duolingo adalah platform pembelajaran bahasa yang populer dan efektif, menggunakan pendekatan yang membuat belajar bahasa menjadi menyenangkan dan efektif. Kelebihan Duolingo gratis dan mudah diakses, sehingga pengguna bisa mencobanya terlebih dahulu sebelum berlangganan versi premium. Selain itu, Duolingo membuat belajar bahasa terasa seperti bermain game dengan sistem poin, level, dan leaderboard yang memotivasi pengguna untuk terus belajar dan bersaing dengan pengguna lain. Aplikasi ini juga menawarkan kursus untuk berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, dan banyak lagi. Pelajaran disampaikan dalam bentuk bite-sized yang mudah dicerna, meliputi latihan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Namun, Duolingo juga memiliki beberapa kekurangan. Aplikasi ini kurang cocok untuk belajar mendalam, karena lebih fokus pada dasar-dasar bahasa dan meningkatkan kosakata. Jika pengguna ingin mencapai tingkat kefasihan yang lebih tinggi, Duolingo mungkin tidak cukup. Selain itu, beberapa kosakata dan kalimat yang digunakan dalam Duolingo mungkin tidak umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, sehingga bisa membingungkan pengguna. Duolingo juga tidak memiliki fitur untuk berkomunikasi langsung antar pengguna, yang bisa menjadi kekurangan bagi mereka yang ingin berlatih percakapan secara langsung.

Duolingo sangat cocok untuk materi pembelajaran bahasa, terutama untuk pemula yang ingin memulai belajar bahasa baru atau meningkatkan kosakata dasar. Aplikasi ini efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dalam berbagai bahasa. Duolingo juga dapat digunakan sebagai suplemen untuk program pembelajaran bahasa formal, membantu siswa memperluas kosakata dan memperkuat dasar-dasar bahasa dalam suasana yang menyenangkan dan interaktif. Dengan demikian, Duolingo menjadi alat pembelajaran daring yang ideal untuk memperluas kemampuan bahasa seseorang secara efektif dan menyenangkan.

 

4. Melakukan refleksi tentang kesiapan melaksanakan pembelajaran daring memerlukan evaluasi yang jujur terhadap kemampuan dan pengetahuan saya saat ini. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki, saya merasa bahwa saya memiliki dasar yang baik untuk melaksanakan pembelajaran daring, terutama dalam hal memilih dan menggunakan aplikasi pembelajaran daring seperti Google Classroom, Zoom dan lain-laim. Namun, saya juga menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan agar saya menjadi guru digital yang kompeten.

Saya perlu meningkatkan kemampuan teknis saya dalam menggunakan berbagai platform pembelajaran daring, untuk memastikan bahwa saya dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien. Selain itu, saya perlu memperluas pengetahuan saya tentang strategi pembelajaran daring yang inovatif dan interaktif, seperti penggunaan video interaktif, simulasi, atau proyek berbasis tim, untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan memastikan bahwa pembelajaran tetap menarik dan berjalan sesuai tujua. Dalam jangka panjang, saya berencana untuk terus mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau kursus yang terkait dengan teknologi pendidikan dan strategi pembelajaran daring. Dengan demikian, saya yakin bahwa saya akan menjadi guru digital yang kompeten dan dapat memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi murid.

 

 

 

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA

Materi: Mewariskan Budaya Melalui Teks Deskripsi

                                                                              INFORMASI UMUM

Institusi

SMP Negeri

Tahun disusunnya

2025/2026

Kelas:

VII

Materi:

Teks deskripsi

Alokasu Waktu

2 x 40 menit

Model Pembelajaran: 

Belajar Mandiri dengan pembelajaran daring

Kompetensi Awal

Materi yang harus dipahami sebelum mempelajari materi Teks Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran objek atau peristiwa dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan secara langsung.

Profil Pelajar

Peserta didik berkebinekaan global, mandiri dan berfikir

kreatif dalam penggambaran objek atau peristiwa secara jelas dan terperinci.

Sarana dan Prasarana

Lembar kerja , Laptop, jaringan internet lingkungan sekitar

 

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran

 

 

 

 

                                                                                 KOMPONEN INTI

A. Tujuan Pembelajaran

 

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:

1. Mengidentifikasi teks deskripsi tentang (hewan kesayangan/situs tempat bersejarah Museum Wasaka)

 

2. Mengidentifikasi objek yang di baca atau di lihat secara rinci (warna, ciri-ciri, ukuran, sifat dll) dari daerah setempat.

 

3. Melakukan percobaan tentang mendeskrispiskan hewan kesayangan dan situs peninggalan tempat bersejarah Museum Wasaka khas daerah setempat.

 

4. Mengkaji literatur tentang struktur dan Bahasa teks deskripsi.

 

5. Mengeksplorasi beberapa jenis-jenis teks deskripsi.

B. Pemahaman bermakna

1. Peserta didik mampu memahami informasi berupa gambaran, pandangan atau pesan dari teks deskripsi,

 

2. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik teks deskripsi yang di baca.

 

3. Peserta didik mampu menulis gagasan atau pandangan untuk berbagai tujuan secara kreatif

 

4. Peserta didik mampu menggunakan dan mengembangkan kosa kata.

C. Pertanyaan Pemantik

Disajikan vidio "kearifan lokal di Banjarmasin”

1. Apa saja yang menarik dari video tersebut?

 

2. Bagaimana berdirinya museum wasaka?2. Kegiatan Inti (50 menit)

D, Persiapan Pembelajaran

 

Menyiapkan materi, modul, bahan ajar, dan sarana prasarana yang akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran.

 

E. Kegiatan Pembelajaran

 

Kegiatann

Deskripsi Kegiatan

Aplikasi

Pendahuluan

Membuka kelas dengan ucapan salam, berdoa yang menunjukan profil pelajar pancasila yang religius, menanyakan kabar, mengingatkan siswa untuk selalu menerapkan protoko! kesehatan, dan mengecek kehadiran.

 

Menghubungkan materi lalu dan materi sekarang, tanya jawab dengan pertanyaan misalnya siswa diminta mengamati badan masing-masing dan kreatif membuat pertanyaan. Bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan makhluk hidup dengan segala keadaannya. Menyampaikan tujuan pembelajaran, pembelajaran, dan aspek- aspek yang dinilai.

Google

Classroom

Google Meet

Zoom

Kegiatan Inti

1. Peserta didik membuka materi dan link yang sudah di share oleh guru di google classroom.

 

2. Perserta didik mengamati materi/ gambar/video tentang "Situs Bersejarah Musium Wasaka" melalui youtub.

 

3. Peserta didik melakukan percobaan tentang mendeskrispiskan situs peninggalan tempat bersejarah museum Wasaka yang telah di lihat.

 

4. Peserta didik diberi stimulus untuk ikut Guru memberi apresiasi kepada peserta didik yang berperan aktif dalam pembelajaran.

 

5. Peserta didik mengerjakan kuis yang ada dalam tugas kelas mengidentifikasi isi sumber/ bahan belajar lainnya.

Google

Classroom

Google Meet

Media player (Video)

Penutup

1. Guru menyimpulkan & merefleksi materi yang telah diajarkan materi "Teks Deskripsi"

 

2. Guru menyampaikan rencana pertemuan berikutnya dengan mengingatkan untuk tetap di rumah dan menjaga kesehatan, serta mengikuti protokol kesehatarr.

 

3. Guru memberikan pekerjaan rumah untuk pembelajaran daring yang dikerjakan melaui Google Classroom (Google Form)

 

Menutup pelajaran dengan mengucap salam.

Google

Classroom

Google Meet

Google From

 

C. Asesmen

Penilaian Sikap

Teknik penilaian                : Pengamatan

Instrumen                           : Lembar pengamatan selama daring (terlampir)

Penilaian Pengetahuan

Teknik penilaian                : Penugasan

Instrument penilaian       : Soal pilihan ganda dan essay dalamGoogle Form(terlampir)

Penilaian Keterampilan

Teknik penilaian                : Pengamatan

Bentuk Instrumen            : Lembar pengamatan selama PJJ(terlampir)

D. Pengayaan dan Remedial

Kegiatan pembelajaran remedial dilaksanakan dalam bentuk:

Remidial dapat diberikan, kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian Pembelajaran maupun kepada peserta didik yang sudah melampui Capaian Pembelajaran. Remidial terdiri atas dua bagian remedial karena belum mencapai Capaian Pembelajaran dan remedial karena belum mencapai Capaian pembelajaran.

Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian Pembelajaran (CP). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai CP (Capaian Pembelajaran)

Kegiatan pembelajaran pengayaan dilaksanakan dalam bentuk:

1.       Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai Capaian Pembelajaran.

 

2.       Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.

E. Refleksi peserta didik dan guru.

Refleksi peserta didik:

Terdapat pada setiap "refleksi diri" yang disampaikan di setiap akhir pembelajaran.

Refleksi Guru :

-          Apakah peserta didik mampu menunjukkan pemahaman konsep dengan baik?

-          Apakah peserta didik mampu berpikir kreatif dengan baik?

-          Jika peserta didik mengalami kesulitan, bagaimana guru akan menindaklanjutinya?

LAMPIRAN

Museum Wasaka Banjarmasin


Museum Wasaka Banjarmasin adalah sebuah museum perjuangan rakyat Kalimantan Selatan yang terletak di tepi Sungai Martapura, tepat di bawah Jembatan Banua Anyar, di Jalan Kampung Kenanga, Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin. Museum ini berdiri di atas bangunan rumah adat Banjar dengan tipe Bubungan Tinggi yang terbuat dari kayu ulin, yang awalnya merupakan rumah seorang saudagar berlian bernama Datu Jalal sejak sekitar tahun 1810. Bangunan bersejarah ini dialihfungsikan menjadi museum pada tanggal 10 November 1991 sebagai upaya pelestarian sekaligus untuk mengenang perjuangan rakyat Kalimantan Selatan melawan penjajahan Belanda.

Nama "Wasaka" sendiri merupakan singkatan dari "Waja Sampai Kaputing," yang berarti "perjuangan yang tidak berhenti hingga tetes darah penghabisan," menggambarkan semangat pantang menyerah para pejuang Kalimantan Selatan. Di dalam museum, terdapat sekitar 400 koleksi benda bersejarah yang menjadi saksi bisu berbagai perang, termasuk Perang Banjar dan Perang Kemerdekaan. Koleksi tersebut meliputi senjata tradisional seperti mandau dan tombak, senapan angin, serta pakaian barajah—pakaian yang dipercaya memiliki mantra pelindung bagi para pejuang. Selain itu, terdapat juga peralatan memasak dan makan masa perang gerilya, serta replika pembuatan senjata tajam dan pistol yang dibuat di Yogyakarta.

Museum Wasaka tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan pelestarian budaya Banjar. Lokasinya yang strategis di tepi sungai dan dekat dengan jembatan besar menjadikan museum ini mudah diakses baik melalui jalur darat maupun sungai menggunakan perahu tradisional "klotok." Museum ini juga menjadi tempat penelitian dan kegiatan budaya yang menarik bagi wisatawan dan masyarakat lokal yang ingin mengenal lebih dalam sejarah dan tradisi Kalimantan Selatan.

Secara keseluruhan, Museum Wasaka Banjarmasin adalah simbol penting dari perjuangan dan identitas budaya masyarakat Banjar yang mengajak pengunjung untuk menapaki jejak sejarah dengan cara yang autentik dan edukatif.

 

 

 

Latihan Soal

 

Setelah Membaca teks deskripsi tentang "Musium Wasaka" silahkan jawal pertanyaan di bawah ini!

 

1) Setelah membaca teks deskripsi di atas apa hal yang menarik mengenai "Musium Wasaka"!

 

2) Apa saja yang bisa kalian amati dan kalian deskripsikan mengenai situs Musium Wasaka!

 

 

MEMBUAT KESEPAKATAN MELALUI NEGOSIASI

Pernahkah kamu melakukan negosiasi dengan gurumu agar menunda batas penyerahan tugas atau menunda ulangan? Untuk dapat meyakinkan gurumu, kamu pasti mengajukan beberapa alasan yang mendukung permintaanmu tersebut. Begitu pun gurumu, pasti akan memberikan syarat-syarat tertentu untuk mengabulkan permintaanmu.

Kegiatan yang kamu lakukan itu termasuk bentuk negosiasi. Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang memiliki perbedaan kepentingan. Pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak

Dalam pelajaran ini, kamu akan mempelajari negosiasi agar kamu memiliki keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. Untuk membekali kemampuanmu, pada pelajaran ini kamu akan belajar: 1. mengevaluasi teks negosiasi secara lisan maupun tertulis; 2. menjelaskan teks negosiasi secara lisan atau tertulis; 3. menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan teks negosiasi; 4. Mengonstruksi teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur, dan kebahasaan. Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama.

Dalam pelajaran ini, kamu akan mempelajari negosiasi agar kamu memiliki keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. Untuk membekali kemampuanmu, pada pelajaran ini kamu akan belajar:

1. mengevaluasi teks negosiasi secara lisan maupun tertulis;

2. menjelaskan teks negosiasi secara lisan atau tertulis;

3. menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan teks negosiasi;

4. mengonstruksi teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur, dan kebahasaan.

Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama.

 

A. Mengevaluasi Teks Negosiasi

Setelah mempelajari materi ini, kamu Diharapkan mampu:

1. merumuskan ciri teks negosiasi;

2. menjelaskan cara menyampaikan pengajuan dan penawaran;

3. menjelaskan syarat tercapainya persetujuan (kesepakatan).

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. merumuskan ciri teks negosiasi;

2. menjelaskan cara menyampaikan pengajuan dan penawaran;

3. menjelaskan syarat tercapainya persetujuan (kesepakatan).

 

      Pada dasarnya, negosiasi ialah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) lain. Tujuan negosiasi ialah mengatasi atau menyesuaikan perbedaan, untuk memperoleh sesuatu dari pihak lain (yang tidak dapat dipaksakan). Negoisasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak dalam melakukan transaksi, atau menyelesaikan sengketa/perselisihan pendapat.

Kegiatan

Merumuskan Ciri Negosiasi

Untuk mengetahui apakah sebuah teks termasuk ke dalam negosiasi atau bukan, kamu harus mengetahui batasan teks negosiasi. Sekarang, kamu akan belajar mengenali teks yang termasuk teks negosiasi. Tutuplah bukumu dan mintalah temanmu secara berpasangan untuk memperagakan dialog berikut ini di depan kelas. Setiap selesai pembacaan satu teks, dikusikanlah pertanyaanpertanyaan yang disediakan pada setiap akhir teks.

Teks 1

Pembeli : “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?” Penjual : “Tiga puluh ribu, Bu. Murah.” Pembeli : “Boleh kurang kan, bang?” Penjual : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan karbitan. Matang pohon.”

Pembeli : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim,

Bang. Dua puluh ribu saja ya?”

Penjual : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya

dapat untung, Bu.”

Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”

Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”

Pembeli : “Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan

tidak busuk.”

Penjual : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”

Pembeli : “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”

Akhirnya, penjual mempersilakan pembeli untuk memilih dan

menimbang sendiri mangga yang dibelinya.

Pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks.

1. Siapa pelaku dalam dialog tersebut?

2. Bagaimana cara pembeli menawar harga mangga tersebut?

3. Bagaimana tanggapan penjualnya?

4. Apakah pada akhir dialog terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli?

5. Bagaimana kesepakatan itu terjadi?

 

 

Teks 2

Terima Kasih Bu Mia

 

            Kamis pagi usai pelajaran olah raga, Bu Mia, guru Kimia masuk kelas X MIPA tepat waktu. Tak seperti biasanya, hari itu anak-anak belum selesai berganti pakaian. Penyebabnya, mereka baru saja mengikuti ujian lari mengelilingi stadion.

            Sebenarnya hari itu Bu Mia akan memberikan ulangan. Beberapa siswa yang napasnya masih memburu dan keringatnya bercucuran, mengajukan usul pada Dani.

            “Dan ... minta Bu Mia menunda ulangan dong. Capek nih,” kata Ali.

            “Waduuuh aku gak berani,” jawab Dani. “Lia saja suruh bilang. Dia kan ketua kelas, ” sambung Dani.

“Baiklah, aku akan mencoba merayu Bu Mia. Doakan berhasil,” kata Lia.

            “Beres. Kamu kan ketua kelas.”

            Dengan santun, Lia menghadap Bu Lia yang wajahnya tampak kaku melihat murid-muridnya belum juga siap mengikuti pelajaran.

            “Maaf, Bu. Boleh Lia berbicara sebentar?” tanya Lia sambil duduk.

            “Iya. Ada apa?”

            “Begini, Bu, saya mewakili teman-teman, Lia minta maaf karena temanteman belum selesai ganti baju. “

            “Biasanya kan tidak terlambat seperti ini?” tanya Bu Mia.

            “Iya, Bu. Sekali lagi maakan, kami. Kami kelelahan, Bu. Tadi baru saja ujian lari mengelilingi stadion 2 kali.”

            “Oh ... kenapa tidak bilang tadi? Kalian sudah minum?” suara Bu Mia berubah ramah setelah tahu penyebab Lia dan kawan-kawannya terlambat ganti baju.

     “Belum sempat, Bu. Kami takut ketinggalan ulangan,” jawab Lia tetap dengan sopan.

            “Kalau boleh, kami minta waktu sepuluh menit untuk minum dan ganti baju, Bu. Biar badan kami segar.”

            “Ya sudah, kalian istirahat 15 menit. Ulangannya minggu depan saja. Nanti kita latihan soal saja,” jawab Bu Lia mengagetkan Mia dan teman-teman.

            “Makasih, Bu,” kata Lia.

            “Eit ... tapi ingat. Kalian harus tertib. Tidak boleh gaduh dan mengganggu kelas lain. Dan masuk kelas lagi tepat pukul 09.00 WIB.”

            “Iya, Bu. Makasih.”

            Teman-teman Lia yang sejak tadi ikut menyimak pembicaraan Lia dan Bu Mia bertepuk tangan gembira mendengar keputusan Bu Mia.

Pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks.

1. Apa yang disampaikan Lia kepada Bu Mia?

2. Bagaimana cara Lia meyakinkan Bu Mia?

3. Bagaimana tanggapan Bu Mia atas permintaan Lia?

4. Apakah Bu Lia mengabulkan permintaan Lia?

5. Adakah syarat yang ditetapkan Bu Mia?

 

 

 

 

 

 

B.  Menjelaskan Pengajuan, Penawaran, dan Persetujuan dalam Teks Negosiasi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. menganalisis faktor penentu keberhasilan negosiasi;

2. menggunakan alasan yang tepat untuk melakukan pengajuan dan penawaran dalam negosiasi;

3. menjelaskan pola-pola penyajian teks negosiasi.

 

           Inti dari negosiasi adalah sebuah komunikasi yang dipergunakan ketika ada perbedaan kebutuhan/kepentingan yang mengakibatkan sebuah pertentangan. Pertentangan tersebut akan diselesaikan dan dipecahkan dengan sebuah perundingan (negosiasi) sehingga kedua belah pihak dapat merasa diuntungkan.

Kegiatan

Menganalisis Faktor Penentu Keberhasilan Negosisi

            Sebuah permasalahan akan dengan mudah terselesaikan jika masingmasing pihak memberikan penawaran yang menjadi solusi terbaik dalam sebuah perundingan.

            Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan sebuah negosiasi antara lain sebagai berikut.

1. Kesediaan semua untuk berkompromi dengan pihak lain.

2. Tidak ada pihak yang dirugikan.

3. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis, dapat dilakukan.

4. Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.

            Faktor-faktor tersebut dapat muncul semua dalam proses negosiasi atau hanya muncul beberapa saja. Sekarang marilah kita analisis teks dialog antara Ayah dan anak berikut ini. Analisislah faktor-faktor penyebabnya.

Ayah : “Nak, ke sini. Ayah mau bicara.”

Anak : “Ada apa, Yah?”

Ayah : “Apa rencanamu ke depan setelah lulus SMP, Nak?”

Anak : “Oh, aku ingin masuk sekolah kejuruan, Yah.”

Ayah : “Kejuruan? Gak salah Nak? Kenapa gak ke SMA saja? Nanti

            kamu bisa kuliah dengan pilihan yang terbaik.”

Anak : “Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah.

            Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga.”

Ayah : “Iya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena

            jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, Ayah

            sarankan ke SMA saja, ya!”

Anak : “Waduh, Ayah gimana sih. Emangnya Ayah yang mau sekolah?

            Lagian kalo nanti gak kuliah, aku langsung bisa kerja di perusahaan otomotif.”

Ayah : “Masa, zaman sekarang tidak kuliah? Apa kata orang?”

Anak : “Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan

            saja biar aku mudah meraih cita-cita.”

Ayah : “Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”

Anak : “Iya, yah.”

           

            Faktor yang menentukan tercapainya kesepakatan dalam negosiasi di

atas adalah sebagai berikut.

 

Faktor Penyebab

Keberhasilan Negosiasi

Bukti Kutipan

Alasan yang disampaikan mampu meyakinkan Ayah bahwa pilihan si anak tepat

“Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah. Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga.”

Tidak memaksa pihak lain.

Ayah: “Iya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, Ayah sarankan ke SMA saja, ya!”

Kesediaan partisipan untuk berkompromi, menerima perbedaan pendapat.

“Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”

 

C. Menganalisis Teks Negosiasi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. menentukan bagian-bagian (struktur) teks negosiasi;

2. menyebutkan unsur-unsur surat penawaran dan pemesanan barang;

3. mengidentiikasi pasangan tuturan dalam teks negosiasi;

4. mengidentiikasi kalimat persuasif dalam teks negosiasi.

 

            Dalam contoh negosiasi di atas, proses pengajuan dan penawaran terjadi lebih dari satu kali hingga tercapai kesepakatan. Sekarang, diskusikanlah dengan teman-temanmu hal-hal berikut ini.

 1. Apakah orientasi dalam teks negosiasi sama dengan perkenalan?

2. Apa saja pengajuan yang disampaikan pembeli?

3. Apa saja penawaran yang disampaikan penjual?

4. Apakah negosiasi dalam teks tersebut tercapai? Apa buktinya?

Kegiatan

Mengidentifikasi Kalimat Persuasif dalam Teks Negosiasi

            Kamu telah memahami bahwa negosiasi bertujuan untuk mencpai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Untuk mencapai kesepakatan itu, diperlukan kemampuan untuk memengaruhi pihak lain dengan bahasa yang tepat. Ciri bahasa dalam negosiasi yang berhasil adalah bahasa yang santun dan persuasif.

Perhatikan contoh kalimat persuasif pada kutipan berikut ini.

Anak : “Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita.”

Ayah : “Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”

            Dalam kutipan di atas, si anak menggunakan kalimat persuasif Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita. Makna tersirat dari kalimat itu adalah si anak memaksa secara halus kepada ayahnya agar mengizinkannya memilih sekolah sesuai dengan cita-citanya. Bahasa yang santun juga sangat memengaruhi keberhasilan negosiasi. Kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan kesopananan antara lain: tolong, silakan, cobalah, percayalah, dan bolehkah. Kata-kata tersebut sebenarnya kata-kata yang bersifat perintah, tetapi disampaikan secara persuasif. Dengan demikian, terkesan sopan dan sulit ditolak oleh lawan bicara. Dapatkah kalimat ancaman digunakan dalam negosiasi?

D. Mengonstruksikan Teks Negosiasi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. menyusun teks negosiasi lisan dalam bentuk dialog;

2. menyusun teks negosiasi tulis dalam bentuk dialog.

 

                 Kamu sudah memahami isi, struktur, dan kebahasaan teks negosiasi. Sekarang, kamu akan belajar menyusun teks negosiasi.

Kegiatan

Menyusun Teks Negosiasi Lisan dalam Bentuk Dialog

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang perlu dinegosiasikan oleh beberapa pihak karena adanya perbedaan kepentingan. Berikut ini contoh permasalahan yang bisa diangkat menjadi topik negosiasi.

1. Larangan membawa sepeda motor ke sekolah.

 2. Kegiatan siswa di sekolah dibatasi hingga jam 16.00 WIB.

3. Rencana pembangunan cafe di samping masjid/gereja di kampungmu. Sekarang, belajarah menyusun teks negosiasi. Kerjakan tugas-tugas berikut ini

 

Soal pilihan ganda.

1. Apa tujuan utama dari negosiasi?

A. Mengalahkan pihak lawan
B. Mencapai kesepakatan bersama
C. Mendapatkan keuntungan sepihak
D. Menyudahi perdebatan

2. Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri teks negosiasi adalah...

A. Adanya dua pihak atau lebih
B. Adanya perbedaan kepentingan
C. Hanya satu pihak yang diuntungkan
D. Adanya tawar-menawar

3. Dalam negosiasi, kalimat persuasif digunakan untuk...

A. Mengancam lawan bicara
B. Memengaruhi pihak lain secara sopan
C. Memaksa pihak lain
D. Menyudutkan pihak lain

4. Faktor penentu keberhasilan negosiasi antara lain adalah...

A. Salah satu pihak memaksakan kehendak
B. Tidak ada pihak yang dirugikan
C. Tidak ada kompromi
D. Kesepakatan tidak dapat dilakukan

5. Berikut ini adalah unsur pembangun teks negosiasi, kecuali...

A. Partisipan
B. Perbedaan kepentingan
C. Pengajuan dan penawaran
D. Ancaman dan paksaan

6. Contoh kalimat persuasif dalam negosiasi adalah...

A. "Kalau tidak setuju, saya akan marah!"
B. "Silakan dipertimbangkan kembali tawaran saya."
C. "Saya tidak peduli dengan pendapat Anda."
D. "Terima atau tidak, itu urusan Anda."

7. Dalam dialog negosiasi antara penjual dan pembeli mangga, kesepakatan terjadi setelah...

A. Pembeli memaksa penjual
B. Penjual menurunkan harga dan pembeli setuju memilih sendiri
C. Pembeli pergi tanpa membeli
D. Penjual menolak semua permintaan

8. Syarat tercapainya kesepakatan dalam negosiasi adalah...

A. Salah satu pihak mengalah
B. Kedua belah pihak sepakat dan tidak ada yang dirugikan
C. Hanya satu pihak yang membuat keputusan
D. Tidak ada kompromi

9. Dalam negosiasi, pengajuan dan penawaran sebaiknya disampaikan dengan...

A. Nada tinggi
B. Sikap sopan dan tidak menekan
C. Ancaman
D. Paksaan

10. Dalam teks negosiasi, bagian yang menunjukkan bahwa kedua pihak sudah setuju disebut...

A. Orientasi
B. Pengajuan
C. Kesepakatan
D. Penawaran

 Kunci Jawaban

1.      B

2.      C

3.      B

4.      B

5.      D

6.      B

7.      B

8.      B

9.      B

10.  C

 

Comments